Selasa, 05 Juli 2011

Alsan Mengapa Rosulullah selalu Sehat Selama Hidupnya


Pelajarnu-Malangkab. Selama ini kita mengenal dua bentuk pengobatan. Pengobatan sebelum terjangkit penyakit / pencegahan ( At thib Al wiqo`i), dan pengobatan setelah terjangkit penyakit (at thib al `ilaji). Nah, dengan mencontoh pola makan Rasulullah, kita sebenarnya sedang menjalani terapi pencegahan penyakit dengan makanan. (attadawi bil ghidza`). Ini tentu jauh lebih baik daripada kita harus “berhubungan” dengan obat-obat kimia. 

Dalam setiap aktifitas dan pola hidupnya, Rasulullah memang sudah disiapkan untuk menjadi contoh teladan bagi semua manusia., termasuk dalam hal pola makan. Memang sih, hanya urusan makanan. Tetapi kalau dengan pola makan tersebut, Rasulullah kemudian memiliki tubuh yang sehat, kuat, dan sanggup mengalahkan para pegulat, tampaknya kita harus mikir lagi untuk mengatakan hanya. Ini bukan perkara remeh. Sebab salah satu faktor penting penunjang fisik prima Rasulullah adalah kecerdasan beliau dalam memilih menu makanan dan mengatur pola konsumsinya.

Hal pertama yang menjadi menu keseharian Rasulullah adalah udara segar di subuh hari. Sudah umum di ketahui bahwa udara pagi kaya dengan oksigen dan belum terkotori oleh zat-zat lain. Ini ternyata sangat besar pengaruhnya terhadap vitalitas seseorang dalam aktifitasnya selama sehari penuh. Maka tidak usah heran ketika kita tidak bangun di subuh hari, kita menjadi terasa begitu malas untuk beraktifitas. Selanjutnya rasulullah menggunakan siwak untuk menjaga kesehatan mulut dan giginya.

Lepas dari subuh, Rasulullah membuka menu sarapannya dengan segelas air yang dicampur dengan sesendok madu asli. Khasiatnya luar biasa. Dalam Al qur`an, kata “syifa” / kesembuhan, yang dihasilkan oleh madu, diungkapkan dengan isim nakiroh, yang berarti umum, menyeluruh. Di tinjau dari ilmu kesehatan, madu befungsi membersihkan lambung, mengaktifkan usus-usus, menyembuhkan sembelit, wasir dan peradangan. Dalam istilah orang arab, madu dikenal dengan “al hafidz al amin”, karena bisa menyembuhkan luka bakar.

Masuk waktu dluha, Rasulullah selalu makan tujuh butir kurma ajwa`/matang. Sabda beliau, barang siapa yang makan tujuh butir korma, maka akan terlindungi dari racun. Dan ini terbukti ketika seorang wanita yahudi menaruh racun dalam makanan Rasulullah dalam sebuah percobaan pembunuhan di perang khaibar, racun yang tertelan oleh beliau kemudian bisa dinetralisir oleh zat-zat yang terkandung dalam kurma. Bisyir ibnu al Barra`, salah seorang sahabat yang ikut makan racun tersebut, akhirnya meninggal. Tetapi Rasulullah selamat. Apa rahasianya? Tujuh butir kurma!

Dalam sebuah penelitian di Mesir, penyakit kanker ternyata tidak menyebar ke daerah-daerah yang penduduknya banyak mengkonsumsi kurma. Belakangan terbukti bahwa kurma memiliki zat-zat yang bisa mematikan sel-sel kanker. Maka tidak perlu heran kalau Allah menyuruh Maryam ra, untuk makan kurma disaat kehamilannya. Sebab memang itu bagus untuk kesehatan janin.

Dahulu, Rasulullah selalu berbuka puasa dengan segelas susu dan korma, kemudian sholat maghrib. Kedua jenis makanan itu kaya dengan glukosa, sehingga langsung menggantikan zat-zat gula yang kering setelah seharian berpuasa. Glukosa itu suadah cukup mengenyangkan, sehingga setelah sholat maghrib, tidak akan berlebihan apabila bermaksud untuk makan lagi.

Menjelang sore hari, menu Rasulullah selanjutnya adalah cuka dan minyak zaitun. Tentu saja bukan cuma cuka dan minyak zaitunnya saja, tetapi di konsumsi dengan makanan pokok, seperti roti misalnya. Manfaatnya banyak sekali, diantaranya mencegah lemah tulang dan kepikunan di hari tua, melancarkan sembelit, menghancurkan kolesterol dan memperlancar pencernaan. Ia juga berfungsi untuk menncegah kanker dan menjaga suhu tubuh di musim dingin.

Ada kisah menarik sehubungan dengan buah tin dan zaitun, yang Allah bersumpah dengan keduanya. Dalam alquran, kata “at tin” hanya ada satu kali, sedangkan kata “az zaytun” di ulang sampai tujuh kali. Seorang ahli kemudian melakukan penelitian, yang kesimpulannya, jika zat-zat yang terkandung dalam tin dan zaitun berkumpul dalam tubuh manusia dengan perbandingan 1:7, maka akan menghasilkan ”ahsni taqwim”, atau tubuh yang sempurna, sebagaimana tercantum dalam surat at tin. Subhanallah! Syaikh Ahmad Yasin adalah salah seorang yang rutin mengkonsumsi jenis makanan ini, sehingga wajarlah beliau tetap sehat, kuat dan begitu menggentarkan para yahudi, meskipun lumpuh sejak kecil. Kalau saja beliau tidak lumpuh, barangkali sudah habis para yahudi Israel itu.

Di malam hari, menu utama Rasulullah adalah sayur-sayuran. Beberapa riwayat mengatakan, belaiau selalu mengkonsumsi sana al makki dan sanut. Anda kenal nama tersebut? Di mesir, kata Dr. Musthofa, keduanya mirip dengan sabbath dan ba`dunis. Masih tidak kenal juga? Dr. Musthofa kemudian menjelaskan, secara umum sayur-sayuran memiliki kandungan zat dan fungsi yang sama, yaitu memperkuat daya tahan tubuh dan melindunginya dari serangan penyakit. Jadi, asalkan namanya sayuran, sepanjang itu halal, Insya Allah bergizi tinggi. Maka, para penggemar kangkung dan bayam tidak usah panik. Para pedagang tauge juga tidak perlu pindah haluan. OK?

Disamping menu wajib di atas, ada beberapa jenis makanan yang disukai Rasulullah tetapi beliau tidak rutin mengkonsumsinya. Diantaranya tsarid, yaitu campuran antara roti dan daging dengan kuah air masak. Jadi ya kira-kira seperti bubur ayam begitulah. Kemudian beliau juga senang makan buah yaqthin atau labu manis, yang terbukti bisa mencegah penyakit gula. Kemudian beliau juga senang makan anggur dan hilbah.

Sekarang masuk pada tata cara mengkonsumsinya. Ini tidak kalah pentingnya dengan pemilihan menu. Sebab setinggi apapun gizinya, kalau pola konsumsinya tidak teratur, akan buruk juga akibatnya. Yang paling penting adalah menghindari isrof, atau berlebihan. Kata Rasulullah, “cukuplah bagi manusia itu beberapa suap makanan, kalaupun harus makan, maka sepertiga untuk makanannya, sepertiga untuk air minumnya dan sepertiga lagi untuk nafasnya” (al hadis). Ketika seseorang terlalu banyak makanannya, maka lambungnya akan penuh dan pernafasannya tidak bagus, sehingga zat-zat yang terkandung dalam makanan tersebut menjadi tidak berfungsi dengan baik. Imbasnya, kondisi fisik menjadi tidak prima, dan aktifitaspun tidak akan maksimal. Dr. Musthofa menekankan bahwa assyab`u ,yang berarti kenyang itu bukan al imtila` , atau memenuhi. Tetapi kenyang adalah tercukupinya tubuh oleh zat-zat yang dibutuhkannya, sesuai dengan proporsi dan ukurannya. Jadi ini penting; jangan kekenyangan!

Kemudian Rasulullah juga melarang untuk idkhol at thoam alatthoam, alias makan lagi sesudah kenyang. Suatu hari, di masa setelah wafatnya rasulullah, para sahabat mengunjungi Aisyah ra. Waktu itu daulah islamiyah sudah sedemikian luas dan makmur. Lalu, sambil menunggu Aisyah ra, para sahabat, yang sudah menjadi orang-orang kaya, saling bercerita tentang menu makanan mereka yang meningkat dan bermacam-macam. Aisyah ra, yang mendengar hal itu tiba-tiba menangis. “apa yang membuatmu menangis, wahai bunda?” tanya para sahabat. Aisyah ra lalu menjawab, “dahulu Rasulullah tidak pernah mengenyangkan perutnya dengan dua jenis makanan. Ketika sudah kenyang dengan roti, beliau tidak akan makan kurma, dan ketika sudah kenyang dengan kurma, beliau tidak akan makan roti”. Dan penelitian membuktikan bahwa berkumpulnya berjenis-jenis makanan dalam perut telah melahirkan bermacam-macam penyakit. Maka sebaiknya jangan gampang tergoda untuk makan lagi, kalau sudah yakin bahwa anda sudah kenyang.

Yang selanjutnya , rasulullah tidak makan dua jenis makanan panas atau dua jenis makanan yang dingin secara bersamaan. Beliau juga tidak makan ikan dan daging dalam satu waktu dan juga tidak langsung tidur setelah makan malam, karena tidak baik bagi jantung. Beliau juga meminimalisir dalam mengkonsumsi daging, sebab terlalu banyak daging akan berakibat buruk pada persendian dan ginjal. Pesan Umar ra ” Jangan kau jadikan perutmu sebagai kuburan bagi hewan-hewan ternak!”. Ayam, kambing, lembu, kerbau semuanya masuk. Kan kasihan tuh, tetangga nggak kebagian. Hehehe… nggak ding! Maksudnya itu tidak baik bagi kesehatan.

Jadi begitu, saudara-saudara. Ini barangkali baru sedikit. Masih banyak pola hidup sehat ala Rasulullah yang bisa kita pelajari. Kali ini, Dr. Musthofa memang khusus membahas menu makan dan cara mengkonsumsinya. Dari sini kita bisa tahu bahwa ternyata Rasulullah sangat memperhatikan masalah gizi dan menu makanan. Dan di tengah mengaburnya semangat untuk mengikuti sunnah rasul, ini bisa menjadi spirit untuk memulai menghidupkannya kembali. Apalagi menu-menu tersebut terbukti bisa dipertanggungjawabkan secara kesehatan. Nah, masih kurang ilmiah? <odz>

Sumber : Whoila.com


Peringatan Isro' Mi'roj 1432 H di PR IPNU-IPPNU Banjarejo 2


Pelajarnu-Malangkab. Tepat pukul 18.00 WIB, mushola Al-Ikhlas yang bertempat di jalan Banjarejo RT 02 RW 05 Kecamatan Pakis Kabupaten Malang mulai dipenuhi dengan para tamu undangan pengajian umum yang digelar oleh Pimpinan Ranting IPNU-IPPNU Banjarejo 2.

Kegiatan pengajian yang digagas Pimpinan Ranting IPNU-IPPNU Banjarejo 2 ini dilaksanakan untuk memperingati hari besar Islam  yaitu Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW. Peringatan Isra’ Mi’raj ini merupakan salah satu kegiatan penting yang bertujuan untuk pemantapan iman dan keyakinan terhadap agama Islam. Bahwasanya dikisahkan sesungguhnya Nabi Muhammad SAW telah melakukan Isro’ yakni perjalanan di malam hari dari Masjidil Haram yang berada di Makkah menuju Masjidil Agso di Palestina dengan mengendarai Buroq, dan kemudian dilanjutkan dengan Mi’raj yaitu menuju Sidratul Muntaha, dan meneriwa wahyu yang mengandung perintah sholat 5 waktu dalam sehari semalam.

Pimpinan Ranting IPNU-IPPNU Banjarejo 2 mengemas kegiatan peringatan Isro’ Mi’roj ini secara sederhana, yang diisi dengan tausiyah seputar Isra’ Mi’raj Nabi. Kesederhanaan itu nampak begitu meriah, tak luput jajanan tradisional yang menghiasi para tamu undangan yang duduk melingkar ditepian musholla. Kegiatan ini cukup sukses bila dibandingkan dengan kegiatan rutinan ranting, tegas ketua ranting IPNU Banjarejo 2 sembari mengkordinasi rekan-rekanita ketika kegiatan usai digelar.  Harapan dari kegiatan ini adalah selain sebagai realisasi dari program kerja Pimpinan Ranting IPNU-IPPNu Banjarejo 2 sekaligus mampu mengambil hikmah untuk senantiasa meneladi Rosullullah, terlebih lagi menegaskan diri pribadi masing-masing untuk senantiasa menjalankan sholat fardhu 5 waktu yang diperintahkan Alloh SWT melalui Nabi Muhammad SAW dengan peristiwa isro’ mi’roj tersebut. 

Ditulis Oleh : PR IPNU-IPPNU Banjarejo 2 
Editor  : Odz
Sumber Gambar :  paperonity.com

Minggu, 03 Juli 2011

Indonesia Dicanangkan Sebagai Pusat Halal Dunia


Pelajarnu-Malangkab. Dalam pameran Indonesia Halal Expo (INDHEX) 2011 yang berlangsung di Gedung SMESCO, Jakarta, 24-26 Juni lalu,  telah dicanangkan Indonesia sebagai Pusat Halal Dunia (World Halal Center). Pencanangan tersebut dideklarasikan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa saat membuka pameran tersebut. Dikatakan Direktur LPPOM MUI, Ir. Lukmanul Hakim, MSi, INDHEX 2011 merupakan rangkaian kegiatan yang mengajak seluruh stake holder halal baik di di Indonesia maupun dunia untuk bersama-sama memberi motivasi dan dorongan kepada para konsumen agar semakin peduli terhadap produk halal. Begitu juga produsen agar memperkenalkan produk halalnya kepada masyarakat luas, sehingga lebih mudah memperluas pangsa pasarnya, bukan hanya di Tanah Air, melainkan juga di luar negeri.

“Umat Islam Indonesia yang mencapai 200 juta jiwa, merupakan potensi pasar produk halal yang sangat besar. Oleh karena itu, diperlukan upaya dan komitmen bersama agar Indonesia bisa berperan lebih jauh lagi di bidang halal,” kata Lukmanul Hakim.

Rangkaian kegiatan INDHEX 2011 yang Ahad lalu ditutup oleh Menteri Koperasi dan UKM, Syarifuddin Hasan, selain menggelar pameran produk halal, juga diselenggarakan International Trainingdari lembaga halal luar negeri yang berlangsung di Kota Bogor pada 16-22 Juni 2011. Acara ini diikuti 18 negara (terdiri dari 38 peserta dari 27 lembaga), antara lain: Amerika, Jepang, Afrika, Australia dan negara lainnya.

Kegiatan lainnya juga digelar International training on Halal Assurance System, bertempat di Jakarta (23-24 Juni), diikuti 60 peserta dari 15 negara. Secara bersamaan juga diselenggarakanWorld Halal Food Council Meeting (WHFC) yang berlangsung di Hotel Bidakara. Dalam kesempatan itu, LPPOM MUI memberikan penghargaan kepada empat perusahaan nasional dan multinasional yang berkomitmen kuat  dalam mengusahakan perolehan sertifikasi halal, yakni: PT. Indofood, PT. Nestle Indonesia, Kievit Indonesia dan Takasago Ltd. LPPOM MUI juga memberi penghargaan kepada tokoh-tokoh pelaku halal di Indonesia, diantaranya: Ketua MUI periode 1985-2000 KH. Hasan Basri yang merupakan perintis sertifikasi halal di Indonesia. Penghargaan juga didedikasikan kepada Ketua Komisi Fatwa Prof. KH. Ibrahim Hosen, LML  (Direktur LPPOM Pertama), Dr. Ir HM Amin Aziz MSc,  serta Hj. Aisjah Girindra yang merupakan tokoh perintis sistem sertifikasi halal Indonesia dan sistem sertifikasi halal di dunia.

Tak kalah penting, LPPOM MUI juga memberikan penghargaan kepada kota yang merintis sebagai kota halal, dalam hal ini dimulai dari kota Bogor, selanjutnya diikuti kota Depok, Bekasi, dan Sulawesi Selatan. Diharapkan akan menyusul kota-kota lainnya di seluruh Indonesia.
Selain pameran, INDHEX 2011 juga dimeriahkan dengan berbagai acara, seperti: talkshow, seminar konsultasi halal untuk UKM, Menghias Kue Halal, menghias cupcake, lomba Jingle Halal is My Life, peragaan busana, demo kecantikan, aneka game dan hiburan untuk anak-anak.

Dengan pameran INDHEX, diharapkan persaingan global tidak mematikan industri UKM di masa yang akan datang. Itulah sebabnya  LPPOM MUI bekerjasama dengan instansi pemerintah terkait akan terus mendorong Usaha Kecil dan Menengah untuk perolehan sertifikasi halal.

Dalam sambutannya, Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Syarifuddin Hasan mengatakan, untuk meningkatkan daya saing dari para produsen, banyak hal yang bisa dilakukan dalam memperluas pangsa pasarnya. Diantaranya, memberikan rasa aman kepada masyarakat yang  hendak mengkonsumsi produk yang diinginkan.
Harus diakui, masyarakat muslim di Indonesia (sekitar 230 juta lebih) termasuk konsumen terbesar dari seluruh dunia. Karena itu, produk yang dikonsumsi masyarakat haruslah produk yang aman dan 100 persen halal. Ini adalah komitmen bersama, antara pemerintah bekerjasama dengan LP POM MUI  untuk menciptakan produk yang aman dan halal untuk dikonsumsi masyarakat muslim.
“Ke depan, komitmen itu harus lebih lebih ditingkatkan lagi, sehingga kemanapun pergi umat Islam dan kemanapun ingin membeli produk, bisa dengan mudah dan terbiasa menggunakan produk-produk halal. Terpenting, ada rasa aman bagi umat untuk membeli produk yang diinginkan,” ungkap Menteri. Syarifudin Hasan member contoh, kendati secara fisik, suaru produk nampak halal, namun jika dicantumkan elemen-elemen yang terdapat dalam produk tersebut, maka dapat indikasikan, kemungkinan produk itu tidak dijamin halal. Karena itu,  peran LPPOM MUI menjadi sangat penting.
“Rasa aman dalam mengkonsumsi produk halal, khususnya Indonesia, inilah yang akan menjadi tolak ukur konsumen di seluruh dunia. Bahwa,  apabila ingin mengkonsumsi produk-produk halal, maka konsumsilah produk-produk dari Indonesia,” tandas Syarif Hasan.
Menteri mengharapkan, dengan adanya pusat sertifikasi produk halal dunia yang  akan berkantor di Indonesia, tentu harus mendapat dukungan penuh dari seluruh masyarakat Indonesia. “Saya berharap kerjasama MUI dengan Pemernitah, khususnya Kementerian Koperasi dan UKM , ke depan akan memberikan kenyamanan bagi semua produk-produk Indonesia, khususnya produk-produk UKM.  

Pihak Pemerintah juga berjanji akan memberikan skala prioritas kepada pelaku koperasi dan UKM, terutama dalam mensukseskan program nasional sertifikasi halal. Patut dibanggakan, eksistensi para industri dari UKM, saat ini sudah tembus nilai omzetnya hampir RP  600 trilun.
“Maka kerjasama pemerintah dengan MUI, Insya Allah ke depan akan menghasilkan produk-produk halal. Terpenting, jangan pernah berhenti untuk melakukan kreativitas produk halal. Dengan demikian,  bisa dipastikan, inovasi halal akan terus tercipta."
Setiap produk halal yang dikonsumsi masyarakat Indonesia, lanjut Menteri, maka seperti janji Allah Swt, apabila engkau memberikan makanan kepada anak cucu kalian dari produk-produk yang halal, maka anak itu akan tumbuh menjadi pemimpin yang amanah, berbakti kepada orangtua dan bangsanya.

Diperlukan kebersamaan dari pelaku UKM, produsen, para stake holder, MUI, dan pemerintah untuk memproduksi produk-produk yang halal. Semoga, produk-produk yang kita dapatkan di pasaran adalah produk yang sudah mendapat sertifikasi halal dari MUI.
"Tak kalah penting, harus memenuhi aspek aman, standarisasi kualitas, tampilan produk, pemanfaatan teknologi dalam menciptakan produk halal dan thoyyiba,” jelas Menteri Koperasi dan UKM berpesan. [Desastian] - Odz
Sumber : Voa-Islam.com
Sumber Gambar : Di sini


Kamis, 30 Juni 2011

Ahlusunnah Waljamaah Dalam Lintas Sejarah (Bagian 2-Habis)

Lanjutan : Ahlusunnah Waljamaah Dalam Lintas Sejarah 
Oleh : Khoirul Hafidz Fanani)*
Lahirnya Ahlussunnah Wal-Jama'ah
Di sini mungkin ada yang bertanya, apabila nama-nama aliran Khawarij, Saba'iyah, Murji'ah, Jabariyah, Jahmiyah, Mu'tazilah ( lahir bersamaan dengan munculnya aliran tersebut, lalu kapan munculnya nama Ahlussunnah Wal-Jama'ah? Sebagian kalangan berasumsi bahwa nama Ahlussunnah Wal-Jama'ah muncul pada masa imam madzhab yang empat. Ada pula yang berasumsi muncul pada masa al-Imam al-Asy'ari dan al-Maturidi. Dan ada pula yang berasumsi bahwa nama tersebut muncul pada sekitar abad ketujuh Hijriah.6[1] Tentu saja semua asumsi ini keliru dan tidak memiliki landasan ilmiah yang dapat dipertanggung-jawabkan.

Berdasarkan data kesejarahan yang ada, setelah terjadinya fitnah pada masa Khalifah Utsman bin Affan, kemudian aliran-aliran yang menyimpang dari ajaran Islam yang murni bermunculan satu demi satu pada akhir generasi sahabat Nabi saw, seperti aliran Khawarij, Murji'ah, Saba'iyah (Syi'ah) dan Qadariyah, maka istilah Ahlussunnah Wal-Jama'ah mulai populer sebagai nama bagi kaum Muslimin yang masih setia pada ajaran Islam yang murni dan tidak terpengaruh dengan ajaran-ajaran baru. Hal ini dapat kita buktikan dengan memperhatikan beberapa riwayat yang menyebutkan bahwa istilah Ahlussunnah Wal-Jama'ah diriwayatkan dari sahabat Nabi saw generasi junior (shighar al-shahabah) seperti Ibn Abbas, Ibn Umar dan Abi Sa'id al-Khudri y. Misalnya Ibn Abbas t (3 SH-68 H/619-688 M) berkata:
قَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ t في قَوْلِهِ تَعَالى : يَوْمَ تَبْيَضُّ وُجُوْهٌ وَتَسْوَدُّ وُجُوْهٌ (سورة : آل عمران: 106)، فَأَمَّا الَّذِيْنَ ابْيَضَّتْ وُجُوْهُهُمْ فَأَهْلُ السُّنَّةِ وَالْجَمَاعَةِ وَأُولُو الْعِلْمِ، وَأَمَّا الَّذِيْنَ اسْوَدَّتْ وُجُوْهُهُمْ فَأَهْلُ الْبِدَعِ وَالضَّلاَلَةِ.
"Ibn Abbas t berkata ketika menafsirkan firman Allah: "Pada hari yang di waktu itu ada muka yang putih berseri, dan ada pula muka yang hitam muram.” (QS. Alu-Imram : 106). "Adapun orang-orang yang wajahnya putih berseri, adalah pengikut Ahlussunnah Wal-Jama'ah dan orang-orang yang berilmu. Sedangkan orang-orang yang wajahnya hitam muram, adalah pengikut bid'ah dan kesesatan." 7[2]

Pada masa generasi tabi'in dan ulama salaf sesudahnya, istilah Ahlussunnah Wal-Jama'ah semakin populer dan dibicarakan oleh ulama-ulama terkemuka, seperti Khalifah yang saleh, Umar bin Abdul Aziz (61-101 H/681-720 M), 8[3] al- -Imam al-Hasan bin Yasar al-Bashri (21-110 H/642-729 M), 9[4] al-Imam Muhammad bin Sirin (33-110 H/654-729 M), 10[5]al-Imam Sufyan bin Sa’id al-Tsauri (97-161 H/715-778 M), 11[6] al-Imam Imam Malik bin Anas (93-179 H/712-795 M), 12 pendiri madzhab Maliki, dan lain-lain.

Di sini mungkin ada yang bertanya, apabila istilah Ahlussunnah Wal-Jama'ah itu populer pada akhir masa generasi sahabat, lalu siapakah yang menjadi obyek dalam istilah tersebut? Untuk menjawab pertanyaan ini, marilah kita melihat penjelasan ulama salaf seputar istilah Ahlussunnah Wal-Jama'ah ini. Beberapa ulama salaf, mengatakan bahwa Ahlussunnah adalah mereka yang hanya memiliki hubungan dengan sunnah Nabi saw. Mereka bukan pengikut Jahmiyah, Qadariyah, Rafidhah (Syi'ah), dan aliran-aliran sesat lainnya.

Al-Imam Malik bin Anas, ketika ditanya tentang siapa Ahlussunnah, dia mengatakan, "Ahlussunnah adalah golongan yang tidak memiliki nama yang khusus seperti nama Jahmiyah, Qadariyah, Rafidhah dan sesamanya."13[7]

Berangkat dari pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa pada masa periode salaf, istilah Ahlussunnah Wal-Jama'ah dijadikan nama bagi umat Islam yang mengikuti sunnah Nabi e dan ajaran para sahabat. Istilah tersebut menjadi nama bagi kaum Muslimin yang bersih dari ajaran-ajaran baru yang menjadi tren aliran Syi'ah, Khawarij, Qadariyah, Jahmiyah, Murji'ah dan lain-lain. Dari sini dapat dikatakan, bahwa Ahlussunnah Wal-Jama'ah merupakan kelangsungan yang alami dari kaum Muslimin generasi pertama yang mengikuti dan menerapkan ajaran Nabi saw dalam prinsip-prinsip dan hukum-hukum keagamaan.

Kita tidak akan mampu memastikan sejak kapan titik permulaan ajaran Ahlussunnah Wal-Jama'ah itu, kecuali apabila kita mengatakan bahwa titik permulaan ajarannya adalah titik permulaan ajaran Islam itu sendiri.14[8] Ahlussunnah Wal-Jama'ah adalah aliran yang asli dalam Islam, sedangkan aliran-aliran lain adalah sempalan-sempalan yang menyimpang dari aliran yang asli tersebut.

Di sisi lain, istilah Ahlussunnah Wal-Jama'ah ini memiliki dua sasaran obyek yang berbeda. Pertama, istilah Ahlussunnah Wal-Jama'ah dalam konteks yang bersifat umum, yaitu menjadi nama bagi mereka yang bukan pengikut aliran Rafidhah (Syi'ah). Dalam konteks ini, aliran-aliran yang berseberangan dengan Syi'ah dapat dikatakan sebagai pengikut Ahlussunnah Wal-Jama'ah seperti aliran Mu'tazilah, Murji'ah, Karramiyah, Wahhabi dan lain-lain. Kedua, istilah Ahlussunnah Wal-Jama'ah dalam konteks yang bersifat khusus, yaitu menjadi nama bagi mereka yang mengikuti ajaran Nabi saw dan sahabat secara penuh. Dalam konteks ini, aliran-aliran yang menyimpang dari ajaran Nabi saw dan sahabat tidak dapat dikatakan Ahlussunnah Wal-Jama'ah seperti Mu'tazilah, Murji'ah, Karramiyah, Wahhabi, Syi'ah dan lain-lain. Aliran yang dapat dikatakan Ahlussunnah Wal-Jama'ah adalah, aliran yang dalam bidang fiqih mengikuti salah satu madzhab yang empat dan dalam bidang akidah mengikuti madzhab al-Asy'ari dan al-Maturidi.15[9]

*)Penulis adalah Wakil Katib Syuriyah PCNU Kab. Malang



6 Mushthafa al-Syak'ah, Islam bila Madzahib hal. 281.
7Hadits ini diriwayatkan oleh Ibn Abi Hatim dalam al-Tafsir  juz 3 hal. 124; Abu Nashr dalam al-Ibanah, al-Khathib dalam Tarikh Baghdad juz 3 hal. 334, al-Lalika'i dalam Syarh Ushul I'tiqd Ahl al-Sunnah juz 1 hal. 90, Ibn Katsir dalam al-Tafsir juz 2 hal. 92 dan al-Suyuthi dalam al-Durr al-Mantsur juz 2 hal. 407.
6 Mushthafa al-Syak'ah, Islam bila Madzahib hal. 281.
7Hadits ini diriwayatkan oleh Ibn Abi Hatim dalam al-Tafsir  juz 3 hal. 124; Abu Nashr dalam al-Ibanah, al-Khathib dalam Tarikh Baghdad juz 3 hal. 334, al-Lalika'i dalam Syarh Ushul I'tiqd Ahl al-Sunnah juz 1 hal. 90, Ibn Katsir dalam al-Tafsir juz 2 hal. 92 dan al-Suyuthi dalam al-Durr al-Mantsur juz 2 hal. 407.

8Al-Hafizh Abu Nu’aim, Hilyat al-Auliya’, juz 5 hal. 346.
9 Sunan al-Darimi, hadits nomor 218.
10 Mushthafa al-Syak'ah, Islam bila Madzahib hal. 281.
12 Ibn al-Jauzi, Talbis Iblis, hal. 25.
13 Al-Hafizh Ibn 'Abdil Barr, al-Intiqa' fi Fadhail al-A'immah al-Tsalatsah al-Fuqaha', hal. 35.
14 Mushthafa Hilmi, Nizham al-Khilafah fi al-Fikr al-Islami hal. 292.
15 Jalal Musa, Nasy'at al-Asy'ariyyah wa Tathawwuruha hal. 14.

Ahlusunnah Waljamaah Dalam Lintas Sejarah (Bagian 1)

Oleh : Khoirul Hafidz Fanani*)
Lahirnya Sekte-sekte dalam Islam
Nabi saw wafat tanggal 12 rabiul awal tahun 11 H (8 Juni 633 M) hari Senin dan dimakamkan hari Rabu.Perselisihan di kalangan umat Islam terjadi mengenai seorang pemimpin yang menjadi pengganti Nabi saw. Kaum Anshar menginginkan kepemimpinan berada di tangan pemimpin mereka, yaitu Sa'ad bin Ubadah. Sedangkan kaum Muhajirin menghendaki kepemimpinan berada di tangan Abu Bakar. Sementara kalangan Bani Hasyim dan Abu Sufyan bin Harb, kepemimpinan berada di tangan Ali bin Abi Thalib. Namun akhirnya, kekuatan imam para sahabat Nabi saw tersebut mengalahkan semua ambisi dan fanatisme kesukuan, sehingga menggiring mereka pada kesepakatan untuk memilih Abu Bakar al-Shiddiq sebagai Khalifah. Hal itu terjadi dalam perhelatan politik pertama kaum Muslimin di Saqifah Bani Sa'idah. Abu Bakar wafat tahun 13 H dalam usia 63  tahun. Beliau menjadi khalifah selama 2 tahun 3 bulan 3 hari.

Khalifah yang ke dua adalah Umar Bin al-Khattab (w. 23 H). Ketika Abu Bakar sakit, ia mengumpulkan sahabat untuk musyawarah tentang figur yang akan menggantikannya. Abu Bakar kemudian menunjuk Umar sebagai penggantinya dengan meminta Utsman bin Affan untuk menuliskan wasiat. Penunjukan ini, ada sebagian sahabat yang tidak setuju. Namun kemudian Abu Bakar meyakinkan kepada para sahabat dalm pidatonya: “Jika Tuhan mempertanyakan (penunjukan Umar) di hari kiamat kelak,maka akau akan menjawab: aku telah menunjuk orang yamg terbaik di antara mereka.” Umar menjadi khalifah selama 10 tahun, 6 bulan kurang sehari. Ia meninggal karena dibunuh oleh Abu Lu’lu’ saat berdiri menjadi imam shalat subuh.

Khalifah ke tiga adalah Utsman bin Affan (w. 35 H). Ia dibai'at  berdasarkan hasil rapat tim formatur yang dibentuk oleh Umar  menjelang wafatnya.[1] Tim formatur tersebut beranggotakan enam orang, yaitu Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Abdurrahman bin Auf, Sa’ad bin Abi Waqqash, Thalhah bin Ubaidillah dan al-Zubair bin al-Awwam. Abdullah bin Umar hadir dalam beberapa kali sidang tim formatur tersebut untuk memberikan pendapat tanpa memiliki hak untuk dicalonkan sebagai khalifah dan tidak memiliki hak suara untuk mendukung salah satu calon. Melalui rapat tim formatur tersebut, Abdurrahman bin Auf, selaku ketua tim, akhirnya menjatuhkan pilihan kepada Utsman bin Affan setelah menerima masukan dari kalangan Muhajirin dan Anshar serta para perwira tentara yang kebetulan pada saat itu menunaikan ibadah haji bersama Khalifah Umar. Suasana kondusif dan harmonis pemerintahan  berjalan sekitar selama 18 tahun sejak wafatnya Nabi saw, yaitu sejak masa pemerintahan Abu Bakar, Umar dan 6 tahun pertama dari masa pemerintahan Utsman.[2]

Setelah 6 tahun dari masa pemerintahan Utsman, friksi internal dan gejolak politik seputar kebijakan-kebijakan Utsman mulai muncul ke permukaan dan menjadi sasaran kritik sebagian masyarakat. Dalam kondisi tersebut, unsur-unsur Majusi dan Yahudi ikut bermain dalam mengeruhkan suasana, sehingga lahirlah berbagai kekacauan dan beragam propaganda dengan membawa kepentingan menurunkan Khalifah Utsman dari jabatannya melalui gerakan yang dibungkus dalam kemasan amar ma'ruf dan nahi munkar. Sehingga hal tersebut berakhir dengan terbunuhnya Khalifah Utsman di tangan kaum pemberontak. Utsman menjadi Khalifah selama 12 tahun.

Kemudian khilafah berpindah ke tangan Ali bin Thalib (w. 40 H), menantu dan sepupu Nabi saw, serta sebagai sahabat terbaik setelah wafatnya Utsman. Namun, beragam kekacauan yang terjadi pada masa Utsman, sangat berpengaruh terhadap pemerintahan Ali bin Thalib. Pada masa pemerintahan Ali, terjadi perang saudara besar-besaran antara Ali dengan kelompok Aisyah, Thalhah dan Zubair dalam perang Jamal. Kemudian terjadi perang Shiffin dengan kelompok Mu'awiyah bin Sufyan, Gubernur Syam pada masa dua khalifah sebelumnya. Dan akhirnya Ali bin Thalib terbunuh di tangan Abdurrahman bin Muljam al-Muradi pada tahun 40 H. Kemudian kekhalifahan berpindah ke tangan Mu'awiyah bin Abu Sufyan, setelah Sayidina Hasan bin Ali menyerahkan khilafah kepada Mu'awiyah, untuk melindungi darah kaum Muslimin dan terciptanya persatuan umat.

Pada masa pemerintahan Ali bin Abi Thalib, muncul satu kelompok dari pengikut Ali, yang memisahkan diri dan kemudian dinamakan dengan aliran Khawarij. Sejatinya, aliran Khawarij ini pada awalnya memerankan aliran politik Islam yang sangat radikal. Hanya saja, persoalan politik ini mengalami dinamika dan berubah menjadi persoalan ideologis. Khawarij berpandangan bahwa seorang khalifah harus dipilih secara bebas oleh kaum Muslimin. Seorang khalifah tidak harus seseorang yang berasal dari kalangan suku Quraisy saja. Khalifah tidak boleh memundurkan diri atau melakukan proses arbitrase (tahkim). Mereka mendefinisikan iman dengan keyakinan yang disertai pengamalan, sehingga keyakinan tidaklah berguna ketika tidak disertai pengamalan. Oleh karena itu, Khawarij mengkafirkan pelaku dosa. Berangkat dari pandangan politik mereka yang ekstrem ini, Khawarij berpandangan bahwa Utsman, Ali, Aisyah, Thalhah, Zubair, Mu'awiyah dan pengikut mereka dalam perang Jamal dan Shiffin adalah kafir. Khawarij hanya mengakui Khalifah Abu Bakar dan Umar.3

Pada masa Sayidina Ali, lahir juga aliran Saba'iyah dari kalangan Rafidhah (Syi'ah) yang dipimpin oleh Abdullah bin Saba'. Mereka berpandangan bahwa Ali adalah Tuhan. Sehingga Sayidina Ali membakar hidup-hidup sebagian dari mereka, dan mendeportasi sisanya ke daerah Sabath di Madain.[3] Kemudian ajaran Abdullah bin Saba' ini dilanjutkan oleh golongan Syi'ah yang terpecah menjadi tiga golongan besar, yaitu Imamiyah, Zaidiyah dan Isma'iliyah. Sejatinya, ajaran Syi'ah ini berangkat dari persoalan politik, bahwa Ali bin Abi Thalib dan keturunannya lebih berhak menjadi khalifah dari pada siapa pun dengan adanya nash dari Nabi saw. Kelompok Syi'ah yang esktrem seperti Imamiyah dan Isma'iliyah, mengkafirkan seluruh sahabat Nabi saw kecuali empat orang.

Setelah benturan pemikiran antara aliran Syi'ah dan Khawarij semakin keras pasca terjadinya proses arbitrase (tahkim) antara Ali dan Mu'awiyah, dimana aliran Khawarij mengkafirkan Utsman, Ali, Mu'awiyah dan orang-orang yang menyetujui arbitrase, sementara aliran Syi'ah mengkafirkan Abu Bakar, Umar, Utsman dan orang-orang yang membela mereka. Dan kedua aliran tersebut juga mengkafirkan kelompok Bani Umayah dan memandang mereka sebagai kelompok yang jahat. Situasi tersebut menjadi sebab lahirnya satu kelompok yang enggan mempersoalkan konflik yang terjadi di kalangan pemimpin umat. Kelompok ini memiliki pandangan yang khas, dengan satu ide yang jelas, bahwa semua pihak yang bertikai, seperti Utsman, Ali, Aisyah, Thalhah, Zubair dan Muawiyah sama-sama beriman meskipun sebagian mereka ada yang salah dan yang lain benar. Menurut kelompok ini, ketika kita tidak dapat menentukan mana pihak yang salah dan mana yang benar, maka kita harus mengembalikan persoalan itu kepada Allah. Menurut mereka, bukankah kelompok yang bertikai itu telah mengucapkan syahadat? Dengan pandangan ini, kelompok tersebut akhirnya dinamakan aliran Murji'ah (kelompok yang mengembalikan persoalan kepada Allah). Kemudian kajian mereka mengalami dinamika, hingga memasuki soal-soal keagamaan, seperti mendefinisikan iman dengan mengetahui Allah dan Rasul-Nya. Kemudian mereka semakin ekstrem dengan berpandangan bahwa iman itu hanyalah keyakinan saja, sedangkan amaliah tidak memiliki peran sama sekali dalam iman. Sampai mereka akhirnya mengeluarkan pernyataan yang sangat populer, la tadhurru ma'a al-iman ma'shiyatun kama la tanfa'u ma'a al-kufri tha'atun (kemaksiatan tidak akan membahayakan seseorang selama dia masih beriman, sebagaimana amal baik tidak akan bermanfaat selama dia masih kafir). Aliran Murji'ah ini menjadi musnah setelah runtuhnya kekuasaan Bani Umayah.4[4] Sejatinya, ide aliran Murji'ah ini sangat menguntungkan pihak penguasa, karena ide aliran ini menjadikan pengikutnya selalu bersikap netral, tidak anti dan tidak pro penguasa. Oleh karena itu, aliran Murji'ah ini lebih cenderung menerima kekuasaan Bani Umayah dan Abbasiyah.5 4

Termasuk kelompok Murji’ah adalah sekte Jabariyah dan Jahmiyah yang dipimpin oleh Jahm bin Shafwan (w. 128 H/746 M), sekte Bakriyah yang dipimpin oleh Bakar keponakan Abdul Wahid bin Zaid, dan sekte Dhirariyah yang dipimpin oleh Dhirar bin Amr al-Kufi (w. 230 H/845 M). Ketiga sekte ini lahir bersamaan dengan lahirnya sekte Mu’tazilah yang dipimpin oleh Washil bin ‘Atha’.

Kemudian pada akhir generasi sahabat, lahir aliran Qadariyah yang membicarakan qada' dan qadar Allah dan seputar kebebasan manusia (al-jabr wa al-ikhtiyar). Kelompok ini berpandangan bahwa perbuatan manusia terjadi karena rencananya sendiri, bukan karena taqdir Tuhan. Kelompok ini dipimpin oleh Ma'bad al-Juhani, Ghailan al-Dimasyqi dan Ja'ad bin Dirham.5[5]Pandangan mereka menuai protes keras dari kalangan sahabat yang masih hidup pada saat itu, seperti Abdullah bin Umar, Abdullah bin Abbas, Abdullah bin Abi Aufa, Jabir al-Anshari, Anas bin Malik, Abu Hurairah, Uqbah bin Amir dan lain-lain –radhiyallahu 'anhum.

Pada masa al-Imam al-Hasan al-Bashri lahir kelompok Mu'tazilah yang dirintis oleh Washil bin 'Atha' al-Ghazzal (w. 131 H) yang membawa ajaran Qadariyah dan manzilah baina al-manzilatain (tempat antara dua tempat). Ajaran Washil bin Atha' ini diikuti oleh Amr bin Ubaid bin Bab. Sehingga kedua orang ini diusir oleh al-Hasan al-Bashri dari majlisnya. Aliran ini berpandangan bahwa seorang Muslim yang fasik tidak dikatakan mukmin dan tidak dikatakan kafir, sehingga di akhirat nanti, dia tidak akan masuk surga dan tidak masuk neraka, melainkan berada di sebuah tempat antara surga dan neraka. (bersambung)



*)Penulis adalah Wakil Katib Syuriyah PCNU Kab. Malang


[1] Al-Hafizh Ibn Hajar, Fath al-Bari (13/193-194).
2 Al-Baghdadi, al-Farq baina al-Firaq hal. 14.
3. Abu al-Muzhaffar al-Asarayini, al-Tabshir fi al-Din hal. 20.
4Hasan Ayyub, Tabsith al-'Aqaid al-Islamiyyah hal. 199.
5Abu al-Muzhaffar al-Asfarayini, al-Tabshir fi al-Din hal. 20.

Senin, 27 Juni 2011

Sebuah Motivasi : The Winner And The Looser

Pelajarnu-Malangkab. Hari ini langit begitu cerah, terik matahari nampak berkilauan di hamparan pasir yang memutih disepanjang pantai. Deburan ombak kecil sesekali membelai desir pasir dengan meninggalkan riak air bak minuman soda yang tumpah. Seluruh penghuni tempat itu serasa menikmati cuaca indah, dengan melakukan aktivitas sebagaimana biasanya. Nampak dari kejauhan seekor kelinci gemuk sedang duduk santai di bawah rindangnya pohon kelapa. Dari awal pekan sampai kembali lagi, waktunya banyak ia habiskan dengan hanya rebahan di bawah pohon, bisa dikatakan mahluk kecil ini seperti seorang pemalas. Tak pernah ada satu hal lain pun yang sepertinya ia kerjakan selain tiduran. Terlebih porsi badannya yang gemuk plus warna kulitnya yang putih mulus semakin menambah kesan bahwa sepettinya ia selalu dalam keadaan yang selalu nyaman dan kecukupan tanpa perlu terlalu bersusah payah dalam mendapatkannya.

Terik matahari yang sedikit menyengat hari itu tak terlalu ia rasakan, terlebih sepoi angin meniup halus setiap helai bulu putihnya, suasana yang begitu tenang sedikit demi sedikit menenggelamkannya dalam lamunan, sayup-sayup mata merahnya serasa ingin menutup, akan tetapi itu tak berlangsung lama. Secara tiba-tiba ia merasakan kegusaran yang dalam. Serasa ada sesuatu yang membahayakan dirinya. Belum sempat ia melihat keadaan di sekitarnya, tiba-tiba sudah berdiri tegap di hadapannya seekor rubah jantan besar dengan tampannya yang menyeramkan, dari sikapnya sudah bisa ditebak sang rubah berniat memangsa sang kelinci. “hai, kau! Hari ini adalah hari terakhir kamu melihat matahari terbit, karena sebentar lagi kamu akan tidur nynyak dalam perutku!” ucap sang rubah dengan garang.

Tak ada sedikitpun kegusaran di wajah sang kelinci, malah dengan lantang sang kelinci itu berkata “Kalau memang kamu ingin aku jadi pengganjal perutmu, hayo kita berkelahi dulu. Itupun kalau kamu berani. Dengan syarat kita berkelahi di dalam lubang kelinci, yang kalah akan jadi santapan yang menang, dan saya yakin saya akan menang”. Ucap kelinci dengan nada menantang
Sang rubah jantan merasa tertantang “ Dimanapun jadi, masa sih kelinci bisa menang melawan aku?’ jawab sang rubah dengan sinis. Akhirnya mereka masuk kedalam lubang kelinci. Tak disangka sesumbar sang kelincipun bukan isapan jempol semata, sepuluh menit kemudian sang kelinci keluar sambil menggenggam setangkai paha sang rubah dan melahapnya dengan nikmat. Sang kelinci kembali bersantai, kali ini ia mengambil tempat yang lebih nyaman, sambil memakai kaca mata hitam dan topi pantai. Ia mengulangi posisi tiduran seperti sebelumnya. Belum sempat ia merebahkan badan, tiba-tiba datang seekor serigala besar yang hendak memangsany. Dengan tenang sang kelinci mengulangi kata-katanya yang diucapkan kepada sang rubah tadi. “ Kalau kamu memang berani, hayo kita berkelahi di dalam lubang kelinci, yang kalah akan jadi santapan yang menang, dan saya yakin saya akan menang.
“silahkan ngomong sepuasnya, karena sebentar lagi mulut kecilmu itu akan segera kurobek, dan kujadikan mangsa cacing-caing dalam perutku” ucap sang serigala yang merasa tertantang.
“Tunggu, apakah kamu berani menerima tantanganku”. Ucap sang kelinci kembali menimpali
“Hayo, okey, di manapun jadi, kamu pasti akan menyesal”. Ucap sang serigala sembari menerima tantangan sang kelinci.
Merekapun masuk kedalam sarang kelinci, selang lima belas menit kemudian lagi-lagi sang kelinci keluar dengan langkah pasti sambil menggenggam setangkai paha serigala dan melahapnya dengan nikmat.
“huh, hari yang menyenangkan sekaligus mengenyangkan, “ gumam sang kelinci dalam hati.

Sang kelinci kembali bersantai, sambil memasang payung pantai dan merebahkan diri di atas pasir, tapi kini ia agak sedikit lebih dekat ke pantai, sesekali air laut melalui riak gelombang menyerempet kulit putihnya yang mulai kotor terkena bercak darah . dan lagi-lagi secara tiba-tiba datang sesosok mahluk lain yang lebih besar dan hendak memangsanya. Kali ini giliran seekor beruang, dengan kukunya yang tajam dan sorotan matanya yang buas, terlihat sekali nafsunya untuk membunuh dan memangsa sang kelinci melebihi rubah dan serigala sebelumnya. Tanpa bertanya apapun sang kelinci langsung berkata
“aku tahu kamu ingin memangsaku, dan mungkin sekalipun ada mahluk seperti aku sepuluh, tak akan bisa mengenyangkanmu.” Ucap sang kelinci.
“aku tak peduli, yang jelas hari ini aku akan pesta kecil-kecilan” ucap sang beruang.
“apa! Nggak salah dengar nih, kamu mau pesta kecil-kecilan, jangan harap deh!” ucap sang kelinci memancing beruang
“Kalau memang kamu ingin memangsaku, hayo kita berkelahi dulu di dalam lubang kelinci, yang kalah akan jadi santapan yang menang, dan saya yakin saya akan menang, “. Imbuh sang kelinci
Begitu mendengar ucapan sang kelinci, sang beruangpun tertawa kegelian dan ia merasa tertantang.
“aku salut sama keberanianmu, dan aku terima tantanganmu. Di manapun jadi, masa sih kelinci bisa menang melawan aku?”sumbar sang beruang.
Seperti kejadian-kejadian sebelumnya, akhirnya merekapun masuk kedalam sarang kelinci, kali ini lebih lama dari 2 pemangsa sebelumnya. Dan akhirnya tiga puluh menit kemudian sang kelinci keluar sambil menggenggam setangkai paha beruang dan melahapnya dengan nikmat. Sambil sedikit sempoyongan karena perutnya yang terlalu kenyang.

***
Sang mentaripun lambat laun telah bergeser kebarat, pohon kelapa masih tetap melambai-lambai, lembayung senja sudah tiba, habis sudah waktu bersantai, sang kelinci melongok kedalam lubang kelinci sambil melambai-lambaikan tangan kecilnya seraya berteriak
“ Hai! keluarlah, sudah sore, besok kita teruskan lagi !” teriak sang kelinci
Tak berapa lama akhirnya keluarlah seekor harimau dari lubang itu. Sangat besar badannya, sambil menguap harimau itu berkata
“ Kerjasama kita suskses hari ini, kita makan kenyang dan saya tidak perlu berlari kencang untuk mengejar buruan”. Ucap harimau itu.

: The winner selalu berfikir mengenai kerja sama, sementara the looser selalu berfikir bagaimana menjadi tokoh yang paling berjaya. Untuk membentuk ikatan persahabatan dan persaudaraan harus ada kerendahan hati dan keikhlasan bekerja sama (meskipun) dengan seseorang yang kelihatannya tidak lebih baik dari kita.
Source : Ditulis kembali dari e-book kumpulan motivasi.net oleh Odz

Minggu, 26 Juni 2011

Menjamah Lahan Basah Bernama Google Adsense

Pelajarnu-Malangkab. Salah satu tujuan lain dari pembuatan blog resmi Pimpinan Cabang IPNU-IPPNU Kabupaten Malang selain sebagai media komunikasi adalah mencoba peruntungan dengan menjadi publisher dari agen Iklan terbesar jagad ini yaitu Google. Inc. Google Adsense (GA) adalah program penayangan iklan yang diluncurkan Google sejak maret 2003. 


Meski demikian, beberapa persyaratan yang ditentukan oleh Google juga tidak begitu sulit. Sebagai syarat utamanya adalah untuk pendaftarannya harus sudah memiliki website ataupun blog yang berbahasa asing, karena bahasa Indonesia belum disupport untuk program ini. Dan ketika pendaftaran akun adsense kita telah disetujui, maka secara otomatis kita sudah bisa memasang iklan adsense di website atau blog yang kita miliki. 


Pimpinan Cabang IPNU-IPPNU Kabupaten Malang beberapa waktu yang lalu juga telah mendaftar untuk memiliki akun adsense. Dari pendaftaran yang telah dilakukan kemarin masih harus menunggu keputusan diterima atau tidaknya maksimal selama satu minggu. Jika dilihat dari beberapa persyaratan mendaftar, memang ada beberapa persyaratan yang belum begitu memenuhi, yaitu top level domain harus sudah berumur lebih kurang 6 bulan. dan juga blog yang didaftarkan harus berbahasa asing. Adapaun persyaratan utama pendaftaran GA adalah sebagai berikut:

  1. Website atau blog Anda harus sebagai top-level domain (contoh: www.pelajarnu-malangkab.net dan bukan www.pelajarnu-malangkab.net/mysite).
  2. Domain Anda harus telah terdaftar dan aktif selama minimal 6 bulan, sebelum Anda mengajukan permohonan untuk AdSense.
  3. Anda harus memberikan informasi pribadi yang akurat dengan aplikasi Anda yang cocok dengan informasi tentang pendaftaran domain Anda.
  4. Website Anda harus berisi substansial, konten asli.

Adapun Istilah-istilah yang ada dalam GA angara lain: :
1. Publisher
Publisher adalah orang atau pemilik situs yang sudah bergabung dengan Google Adsense dan telah memasang iklan Adsense di blog atau websitenya.

2. Ad Units
Ad Units merupakan salah satu jenis iklan Adsense. Ad Units ini terdiri dari beberapa jenis dan ukuran. Yang paling umum adalah jenis Text Ads. Pada saat pengunjung mengklik unit iklan ini, maka, jika valid, publisher akan mendapatkan pemasukan sesuai dengan nilai CPC-nya.

3. Link Units
Link Units hampir sama dengan Ad Units, hanya saja formatnya mirip dengan format menu yang biasa kita temui pada beberapa website. Yang membedakan Link Unitsdengan Ad Units adalah pada saat pengunjung meng-klik iklan ini, maka ia akan diarahkan pada halaman hasil pencarian di search engine Google. Publisher baru akan mendapatkan pemasukan apabila pengunjung meng-klik salah satu Ad Units yang ada di halaman tersebut. Pada praktiknya, Link Units terbukti menghasilkan pemasukan lebih banyak dibandingkan Ad Units biasa.

4. Adsense for Content
Adsense for Content adalah iklan Adsense yang dipasang di dalam suatu halaman. Iklan-iklan yang muncul adalah iklan-iklan yang berhubungan dengan isi halaman tersebut. Atau istilahnya menggunakan konsep contextual. Ad Units dan Link Units adalah yang termasuk dalam Adsense for Content ini.

5. Adsense for Search
Selain memasang iklan, publisher Adsense juga dapat memasang form search box di situs mereka. Form ini dinamakan Adsense for Search. Apabila ada pengunjung yang melakukan pencarian dengan menggunakan form tersebut, maka ia akan dibawa menuju helaman hasil pencarian yang bersangkutan. Sama halnya dengan Link Units, publisherakan mendapat pemasukan apabila salah satu iklan yang ada di halaman tersebut diklik.

6. Alternate Ads
Pada Adsense for Content, iklan tidak selalu muncul. Hal ini disebabkan antara lain karena memang stok iklan yang berhubungan dengan isi situs sudah habis atau Google tidak dapat memperkirakan apa isi situs itu sebenarnya. Jika ini terjadi, secara default, yang ditampilkan adalah iklan layanan masyarakat atau sering dikenal dengan istilah PSA(Public Service Ads). Karena bertipe donasi, maka jika di klik, iklan ini tidak menghasilkan apa-apa bagi publisher.

Untuk mengatasinya, Google memperbolehkan Anda untuk memasang Alternate Ads atau iklan alternatif. Jika Ad Units yang dibuat telah di-setting dengan menggunakan Alternate Ads, maka apabila Ad Units tersebut tidak dapat tampil, maka yang muncul adalah iklan alternatif yang ter-setting di dalamnya.

7. Channels
Channels adalah semacam label yang dapat diberikan pada Ad Units, Link Units, danAdsense for Search. Satu unit iklan dapat memiliki lebih dari satu label, dan sebaliknya, satu label dapat digunakan untuk lebih dari satu unit iklan. Di halaman laporan Google Adsense, hasil laporan akan dikelompokkan berdasarkan Channels, sehingga penggunaan Channels akan sangat memudahkan publisher untuk menganalisaperfomance Adsense mereka.

8. Page Impressions
Page Impressions adalah jumlah yang menunjukkan berapa kali halaman yang mengandung Ad Units dibuka oleh pengunjung. Nilainya tidak terpengaruh oleh kuantitasAd Units yang ada di dalam halaman yang bersangkutan.

9. Clicks
Clicks adalah jumlah klik pada Ad Units milik publisher. Dalam halaman laporan Adsense,publisher dapat melihat total klik yang telah didapatkan.

10. CTR (Clickthrough rate)
CTR adalah perbandingan dalam persen antara jumlah klik yang diterima suatu Ad Unitsdengan jumlah tampilan Ad Units tersebut. Misalnya, satu Ad Units yang ditampilkan 40 kali dan diklik 10 kali akan memiliki nilai CTR 25% (10:40).

11. CPC (Cost Per Click)
CPC adalah jumlah uang yang akan didapatkan oleh publisher apabila Ad Units tertentu diklik. Nilai CPC masing-masing Ad Units berbeda dan ditentukan oleh banyak faktor, termasuk perfomance publisher dan kualitas situs milik publisher. Namun secara umum, nilai maksimal yang mungkin adalah 20% dari nilai bid dinamis yang ditawarkan pemasang iklan.

12. eCPM (Effective CPM)
eCPM atau CPM (Cost Per Million) adalah hasil pembagian antara jumlah pendapatanpublisher dengan jumlah page impression (per 1000) yang didapatkan dari iklan-iklan yang muncul. Sebagai contoh, publisher yang menghasilkan $200 dari 50.000impression
 akan memiliki nilai CPM sebesar $4 ($200/50).